Sahabat versus Musuh

Free stock photo of cold, snow, holiday, friends

Dalam hubungan bermasyarakat kita kenal dengan istilah “teman”, ”sahabat”, “kenalan”, ”musuh”, ”tetangga”, ”saudara”, dan “keluarga”. Dan definisi dari masing – masing kata itu berbeda. Sebelum menuju apa yang mau saya bahas disini,kita mulai mengerti dulu, apa definisi dari masing – masing kata itu. Kita mulai dengan kata “teman” dulu. Teman adalah orang yang kita kenal dan mengenal kita “sekedarnya”, yang ketemu di jalan say hello dan berada dalam satu lingkungan atau komunitas yang sama dengan kita.

“Sahabat” adalah lebih dari definisi seorang “teman”, lebih sangat – sangat berempati terhadap keadaan kita, tau baik buruknya kita, dan berusaha membantu sekuatnya bila kita sedang kesusahan.
“Kenalan” adalah kita tau wajah dan namanya, bahkan ada yang Cuma tau nama gak tau wajahnya (biasanya sering dengar dari cerita orang lain – kang gosing wkwk). Ada juga yang Cuma tau wajahnya karena sering menyapa tapi gak tau namanya karena gak pernah resmi kenalan untuk tanya nama dengan berjabat tangan.

“Tetangga” adalah seorang atau sekumpulan orang yang rumah atau tempat tinggalnya berada dekat dengan rumah atau tempat tinggal kita. Dan masuk dalam kategori “teman” atau sekedar “kenalan”.
“Keluarga” adalah orang – orang yang tau siapa diri kita luar dan dalam, yang berusaha sekuat tenaga menjaga aib kita karena akan menjadi aib mereka juga. Yang dengan tulus menyayangi dan peduli pada kita.

“Musuh” adalah orang yang tidak suka pada kita bahkan benci pada kita. Merasa susah bila melihat kita bahagia dan merasa bahagia jika melihat kita kesusahan. Terkadang musuh lebih tau semua kartu kita karena mereka itu orang yang sangat perhatian. Terkadang musuh juga bisa berasal dari kategori teman atau sahabat namanya musuh dalam selimut, berpura – pura menjadi sahabat padahal bisa menikam kita dari belakang kapan saja.

Nah, sudah faham perbedaannya kan ya?

kalau sahabat jadi cinta mah udah biasa, nah ini sahabat jadi musuh, nah lohh? hahahaa..
lebih mudah maafin musuh daripada sahabat yang jadi musuh,, huhuhu T_T

Buat aku yang terlalu gampang open sama orang lain akan hal apa saja, apalagi kalau sudah nyaman, semua bisa diceritakan. Saat sadar bahwa mereka gak tulus berteman adalah saat aku sudah dibohongi dan tidak dipedulikan lagi oleh orang yang aku anggap sahabat. Sakit? Iya! Tapi mau bagaimana lagi, Cuma bisa dijadikan pelajaran saja dan cukup tau. Orang itu akan aku tandai dan aku tidak akan mau bercerita apapun lagi.


Sebenarnya juga, aku jadi nyaman bercerita padanya karena dia duluan yang membuka kartunya. Saat kejadian seperti ini, kalau aku ada niat jahat bisa saja aku umbar kartunya, tapi aku bukan tipe seperti itu. Aku Cuma menyimpannya dan bila dia yang jahat dengan membuka kartuku, aku cukup diam dan tertawa dalam hati. Karena dia tidak sadar bahwa dirinya bisa jadi lebih buruk bila kubuka juga kartunya.

Hmm,, iya memang aku membahas ini karena baru saja dibohongi. Orang yang aku anggap sebagai sahabat itu, karena kami setiap hari hampir selalu bersama, bisa banget dia bohong untuk hal yang harusnya tidak perlu berbohong. Aku bukan kepo tapi peduli dengannya. Tapi mungkin hal itu jadi suatu ancaman untuknya, padahal gak pernah aku buka aibnya.

Menyikapi itu, kita harus pintar – pintar membaca karakter orang lain sebelum kita bersikap terbuka padanya. Untuk orang seperti aku yang terlalu extrovert memang jadi hal yang susah untuk bersikap introvert. Palingan aku tetap bersikap terbuka untuk hal – hal yang umum saja dan mengerem apapun yang sifatnya privasi. Tetap menjaga diri dalam bersikap dan tidak terlalu peduli lagi dengan gosip – gosip yang beredar.

Akibat dari oknum – oknum yang tidak bisa mengerti arti persahabatan, jadi membuat kita terlalu curiga dan mulai tidak peduli dengan keadaan sekitar. Hidup jadi sendiri – sendiri dan sekedarnya saja dalam berhubungan dengan masyarakat.

Hasil gambar untuk kepo

Banyak orang yang kepo tapi tidak sekedar kepo, karena biasanya dibumbui lagi agar cerita ke orang lain lagi jadi lebih greget. Parah!!!


silahkan tinggalin bekas jari kalian di bawah kalau pernah ngerasain hal yang sama hehe :v

3 komentar:

  1. Jadi begitu toh ceritanya... Pantes ga nyambung ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahaa....iyaa maaf ya om kmrn, masih shock :v

      Hapus
  2. hi, jadi musuh si belum namun hanya jaga jarak karena beberapa konflik.

    aku rasa semua bisa di pertanyakan kenapa sahabat kita bisa berubah seperti ini apa lagi jadi musuh .
    keseluruhan bukn salah si sahabat itu si .
    mungkin karena ada masalah yang terpendam sehingga terjadi lah seperti ini sehingga ya berdampak buruk .

    BalasHapus