Menurut hadis shahih diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ahmad dan Al Baihaqi dari sahabat Abu Hurairah ra. Ketika Rasulullah SAW sedang berkhutbah pada suatu sholat jumat (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan aamiin sampai 3 kali dan para sahabat begitu mendengar Rasulullah mengatakan aamiin terkejut spontan mereka ikut mengatakan aamiin. Tapi para sahabat bingung kenapa Rasulullah mengatakan aamiin sebanyak tiga kali.
Ketika selesai sholat jumat para sahabat bertanya dan Rasulullah SAW menjawab “ ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasulullah SAW, aamiinkan doaku ini, jawab Rasulullah Doa Malaikat Jibril adalah: “Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal–hal yang berikut
- Tidak meminta maaf terlebih dahulu kepada kedua orangtuanya (jika masih ada)
- Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang di sekitarnya
Maka Rasulullah pun aamiin sebanyak tiga kali”
Manusia tidak luput dari salah dan khilaf. Hanya terkadang
sesama manusia tidak dapat memaafkan manusia lainnya, dengan alasan
kesalahannya terlalu fatal atau orang itu terlalu menyakitinya. Setan menggoda
agar hati kita selalu dalam keadaan was – was dan tidak bisa ikhlas. Tidak ada
ikhlas yang benar – benar ikhlas bila diucapkan karena ikhlas
itu hanya ada dihati dan bila ada yang berkata “Saya ikhlas” bahwa sebenarnya
belum ikhlas sepenuhnya.
Tuhan saja Maha Pemaaf dan Pengampun bagi hambaNya
yang sudah jelas –jelas sangat menyimpang. Kenapa manusia
malah belagak lebih hebat dengan tidak mau memaafkan orang yang sudah berbuat
salah kepadanya. Tuhan saja yang tidak pernah melakukan kesalahan, Maha memberikan
kesempatan bagi yang mau bertaubat dan kembali ke jalanNya. Kenapa manusia
malah belagak lebih suci dari Tuhan dan tidak mau mengakui bahwasannya dia pun
juga pasti tidak luput dari kesalahan.
Tulisannya tidak bermaksud menyindir siapapun. Hanya
sebagai cerminan diri agar dapat lebih ikhlas menghadapi segala yang buruk yang
pernah terjadi. Bagaimana pun orang itu menyakiti sebisa mungkin hati ini
memaafkan dengan setulus hati.
“Memaafkan bukan berarti melupakan”, statemant temanku
waktu itu. Tapi menurutku, memaafkan adalah benar –
benar menghapus semua kesalahan yang pernah orang itu buat, memang tidak lupa
begitu saja namun tidak akan pernah diungkit lagi bahkan bila ada masalah lagi
antaraku dengan orang itu. Hanya bisa berharap tidak ada lagi masalah
dengannya. Kadang jalan yang terpaksa diambil adalah menjauhinya, agar tidak
ada lagi harus bersinggungann dengannya.
Namuunn.... buatku yang tidak bisa membenci orang
lain adalah hal yang susah untuk dilakukan kalau harus menjauhinya, apalagi aku
mengenal baik dirinya. Memang apa yang sudah dilakukannya sangat menyakitiku,
tapi aku pun berkaca diri, banyak juga salahku padanya. Besok sudah mulai
puasa, gak bisa aku bilang langsung padanya sebuah maaf, karena sudah seringnya
aku memohon maafnya bahkan ketika yang terjadi bukanlah kesalahanku.
Walau akhir ceritanya harus seperti ini, namun life must go on. Aku juga sudah terbiasa
sendiri, menjalani hari–hari yang dulu ada dirinya. Bahagia bersama dan sakit
bersama, tapi ternyata perjuanganku gak ada artinya. Entah salahku yang mana
yang membuatnya pergi. Keluarga dan sahabatku bilang, semua adalah salahnya. Tapi
sudahlah, mau salah atau benar toh dia sudah pergi. Selamat jalan sang mantan,
Engkau adalah serpihan hati yang tertinggal. Aku tidak melupakanmu, hanya menyingkirkanmu dari hatiku, agar luka ini segera sembuh. Terimakasih untuk semua kenangan yang ada. Aku yang pernah mencintaimu masih disini menyembuhkan luka.
0 komentar:
Posting Komentar